Massanger

Tinggalkan Pesan

Nyang mau langganan artikel GRATIS

Tulis alamat Email anda:

Delivered by FeedBurner

Gunung Sindoro (3.150 mdpl)

Sabtu, 23 Januari 2010

Pendakian lanjutan dari Gunung Sumbing

Rute desa Kledung
Akses transportasi dari Jakarta :
St. Jatinegara – St. Purwokerto
[ update terakhir 8 Juli 2009 ]
1. BENGAWAN
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Ekonomi - Rp. 26.000
KA 154 Berangkat: 19.49 (Jatinegara) Datang: 02.24 (Purwokerto)
2. PROGO
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Ekonomi - Rp. 26.000
KA 156 Berangkat: 21.13 (Jatinegara) Datang: 03.28 (Purwokerto)
3. SENJA SOLO
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Bisnis - Rp. 110.000
KA 114 Berangkat: 20.32 (Jatinegara) Datang: 02.47 (Purwokerto)
4. SENJA SOLO
Tarif Jatinegara - Purwokerto :
KA 114 Berangkat: 20.32 (Jatinegara) Datang: 02.47 (Purwokerto)
5. GAYABARU MALAM SELATAN
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Ekonomi - Rp. 26.000
KA 144 Berangkat: 12.32 (Jatinegara) Datang: 18.17 (Purwokerto)
6. KUTOJAYA UTARA
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Ekonomi - Rp. 26.000
KA 162 Berangkat: 06.47 (Jatinegara) Datang: 13.52 (Purwokerto)
7. SENJA UTAMA YOGYAKARTA
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Bisnis - Rp. 110.000
KA 118 Berangkat: 19.32 (Jatinegara) Datang: 01.43 (Purwokerto)
8. SENJA UTAMA YOGYAKARTA
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Bisnis - Rp. 110.000
KA 118 Berangkat: 19.32 (Jatinegara) Datang: 01.43 (Purwokerto)
9. PURWOJAYA
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Eksekutif - Rp. 150.000 Bisnis - Rp. 80.000
KA 84/85 Berangkat: 05.57 (Jatinegara) Datang: 11.00 (Purwokerto)
10. SAWUNGGALIH
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Eksekutif - Rp. 150.000 Bisnis - Rp. 80.000
KA 122 Berangkat: 08.26 (Jatinegara) Datang: 13.50 (Purwokerto)
KA 120 Berangkat: 19.10 (Jatinegara) Datang: 00.57 (Purwokerto)
11. FAJAR YOGYAKARTA
Tarif Bisnis Rp 110.000
KA 116 Berangkat: 06.32 (Jatinegara) Datang: 11.55 (Purwokerto)

St. Purwokerto – Terminal Purwokerto : naik angkot Rp. 3.000 – Rp. 4.000
Terminal Purwokerto – Desa Kledung : naik bus jurusan Semarang lewat Wonosobo turun di desa Kledung Rp. 15.000
Desa Kledung – Base Camp Sindoro : Jalan kaki aja (500 meter /15 menit)
Pos Pendaftaran : Rp. 3.000


Laporan Perjalanan

14 Januari 2010
07.30 : Start pendakian dari Base Camp Sindoro (1.375 mdpl posisi 7 20.340 LS dan 110 01,944 BT), Isi air dulu buat stock perjalanan
08.55 : Tiba di Pos 1 (Pos Sibajing 1.900 mdpl posisi 7 19,079 LS dan 110 00,842 BT)
Dari Pos 1 ini kita berbelok ke kanan , jangan mengambil jalan lurus karena buntu. Lanjut terus..
09.25 : Tiba di Pos 2 (2.120 mdpl posisi 7 18,870 LS dan 110 00,808 BT), lanjut terus..
10.30 : Tiba di Pos 3 (Pos Seroto 2.530 mdpl posisi 7 18,646 LS dan 110 00,453 BT), gas terus...
13.56 : Tiba di Puncak Sindoro (3.150 mdpl posisi 7 18,110 LS dan 109 59,848 BT), Rest, makan siang and foto-foto
Puncak Sindoro tidak terlalu luas tetapi melingkar mengelilingi kawah. Banyak terdapat batu-batu besar dan juga edelweis. Dari puncak gunung Sindoro ke arah selatan terlihat gunung Sumbing, sedikit ke arah timur terlihat gunung Merbabu dan gunung Merapi yang diselimuti awan.
14.25 : Meninggalkan puncak
16.00 : Tiba di Pos 3, gas abis...
18.20 : Tiba di Base Camp Sindoro

[ update terakhir 8 Juli 2009 ]
1. ARGO DWIPANGGA
Tarif Eks Rp 240.000 s/d Rp 300.000
KA 9 Berangkat: 23.16 (Purwokerto) Datang: 03.54 (Jatinegara)
2. ARGO LAWU
Tarif Eks Rp 230.000 s/d Rp 280.000
KA 7 Berangkat: 11.16 (Purwokerto) Datang: 15.51 (Jatinegara)
3. BENGAWAN
Tarif Purwokerto - Jatinegara : Ekonomi - Rp. 26.000
KA 153 Berangkat: 22.00 (Purwokerto) Datang: 04.34 (Jatinegara)
4. BIMA
Tarif Eks Rp 260.000 s/d Rp 330.000
KA 33 Berangkat: 01.02 (Purwokerto) Datang: 06.08 (Jatinegara)
5. GAJAYANA
Tarif Eks Rp 280.000 s/d Rp 350.000
KA 31 Berangkat: 02.26 (Purwokerto) Datang: 07.06 (Jatinegara)
6. TAKSAKA
Tarif Eks Rp 200.000 s/d Rp 280.000
KA 41 Berangkat: 12.48 (Purwokerto) Datang: 17.43 (Jatinegara)
KA 39 Berangkat: 22.43 (Purwokerto) Datang: 04.04 (Jatinegara)
7. PROGO
Tarif Purwokerto - Jatinegara : Ekonomi - Rp. 26.000
KA 155 Berangkat: 20.17 (Purwokerto) Datang: 02.04 (Jatinegara)
8. SENJA SOLO
Tarif Purwokerto - Jatinegara : Bisnis - Rp. 110.000
KA 113 Berangkat: 21.35 (Purwokerto) Datang: 03.50 (Jatinegara)
9. GAYABARU MALAM SELATAN
Tarif Purwokerto - Jatinegara : Ekonomi - Rp. 26.000
KA 143 Berangkat: 00.25 (Purwokerto) Datang: 07.03 (Jatinegara)
10. KUTOJAYA UTARA
Tarif Purwokerto - Jatinegara : Ekonomi - Rp. 26.000
KA 161 Berangkat: 20.30 (Purwokerto) Datang: 02.39 (Jatinegara)
11. SENJA UTAMA YOGYAKARTA
Tarif Purwokerto - Jatinegara : Bisnis - Rp. 110.000
KA 117 Berangkat: 21.13 (Purwokerto) Datang: 03.32 (Jatinegara)
12. PURWOJAYA
Tarif Purwokerto - Jatinegara : Eksekutif - Rp. 150.000 Bisnis - Rp. 80.000
KA 86/83 Berangkat: 20.03 (Purwokerto) Datang: 01.18 (Jatinegara)
13. SAWUNGGALIH
Tarif Purwokerto - Jatinegara : Eksekutif - Rp. 150.000 Bisnis - Rp. 80.000
KA 119 Berangkat: 08.53 (Purwokerto) Datang: 14.03 (Jatinegara)
KA 121 Berangkat: 21.01 (Purwokerto) Datang: 02.26 (Jatinegara)
14. FAJAR YOGYAKARTA
Tarif Bisnis Rp 110.000
KA 115 Berangkat: 10.37 (Purwokerto) Datang: 16.33 (Jatinegara)


Teks oleh Apriyanti Lestari


Baca juga artikel pendakian yang lain :
1. Pendakian Gunung Karang (1.778 mdpl) - Banten
2. Pendakian Gunung Semeru (3.676 mdpl) - Malang
3. Pendakian Puncak Sejati Gn. Raung (3.344 mdpl) - Banyuwangi
4. Pendakian Gunung Kerinci (3.805 mdpl) - Jambi
5. Pendakian Gunung Leuser (3.119 mdpl) - Aceh Tenggara
6. Pendakian Gunung Agung (3.142 mdpl) - Bali
7. Pendakian Gunung Rinjani (3.726 mdpl) - Lombok
8. Pendakian Gunung Ceremai (3.078 mdpl) - Kuningan
9. Pendakian Gunung Sumbing (3.371 mdpl) - Wonosobo

Gunung Sumbing (3.371 mdpl)

Kamis, 21 Januari 2010

Pendakian pembuka tahun 2010
Gunung Sumbing (3.371 mdpl) 7.384° LS 110.070° BT


Gunung Sumbing dapat didaki melalui beberapa rute, diantaranya dari Base Camp Garung yang berada di desa Garung, kecamatan Kalikajar, kabupaten Wonosobo. Atau dari Base Camp Cepit yang berada di desa Pagergunung, kecamatan Bulu, kabupaten Temanggung. Dan dari desa Bowongso yaitu desa terakhir yg melalui Kertek, Wonosobo.
Rute desa Garung
Akses transportasi dari Jakarta :
St. Jatinegara – St. Purwokerto
[ update terakhir 8 Juli 2009 ]
1. BENGAWAN
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Ekonomi - Rp. 26.000
KA 154 Berangkat: 19.49 (Jatinegara) Datang: 02.24 (Purwokerto)
2. PROGO
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Ekonomi - Rp. 26.000
KA 156 Berangkat: 21.13 (Jatinegara) Datang: 03.28 (Purwokerto)
3. SENJA SOLO
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Bisnis - Rp. 110.000
KA 114 Berangkat: 20.32 (Jatinegara) Datang: 02.47 (Purwokerto)
4. SENJA SOLO
Tarif Jatinegara - Purwokerto :
KA 114 Berangkat: 20.32 (Jatinegara) Datang: 02.47 (Purwokerto)
5. GAYABARU MALAM SELATAN
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Ekonomi - Rp. 26.000
KA 144 Berangkat: 12.32 (Jatinegara) Datang: 18.17 (Purwokerto)
6. KUTOJAYA UTARA
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Ekonomi - Rp. 26.000
KA 162 Berangkat: 06.47 (Jatinegara) Datang: 13.52 (Purwokerto)
7. SENJA UTAMA YOGYAKARTA
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Bisnis - Rp. 110.000
KA 118 Berangkat: 19.32 (Jatinegara) Datang: 01.43 (Purwokerto)
8. SENJA UTAMA YOGYAKARTA
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Bisnis - Rp. 110.000
KA 118 Berangkat: 19.32 (Jatinegara) Datang: 01.43 (Purwokerto)
9. PURWOJAYA
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Eksekutif - Rp. 150.000 Bisnis - Rp. 80.000
KA 84/85 Berangkat: 05.57 (Jatinegara) Datang: 11.00 (Purwokerto)
10. SAWUNGGALIH
Tarif Jatinegara - Purwokerto : Eksekutif - Rp. 150.000 Bisnis - Rp. 80.000
KA 122 Berangkat: 08.26 (Jatinegara) Datang: 13.50 (Purwokerto)
KA 120 Berangkat: 19.10 (Jatinegara) Datang: 00.57 (Purwokerto)
11. FAJAR YOGYAKARTA
Tarif Bisnis Rp 110.000
KA 116 Berangkat: 06.32 (Jatinegara) Datang: 11.55 (Purwokerto)

St. Purwokerto – Terminal Purwokerto : naik angkot Rp. 3.000 – Rp. 4.000
Terminal Purwokerto – Desa Garung : naik bus jurusan Semarang lewat Wonosobo turun di desa Garung Rp. 15.000
Desa Garung – Base Camp Sumbing : Jalan kaki aja (500 meter /15 menit)
Pos Pendaftaran : Rp. 3.000

Beli Peta Tematik Gn. Sumbing : Rp. 2.000 (ngga wajib)



Laporan Perjalanan

Hari 1 (12 Januari 2010)
11.00 : Start pendakian dari Base Camp Sumbing
12.30 : Tiba di Pos 1, lanjut terus..
14.00 : Tiba di Pos 2 (Pos Gatakan 2.240 mdpl) Ngecamp
Di pos ini pendaki dapat mendirikan tenda, cukup terlindung dari hempasan angin kencang, disamping itu pendaki dapat mengambil air bersih dari sungai yang letaknya tidak terlalu jauh.


Hari 2 (13 Januari 2010)


04.30 : Start pergerakan
06.00 : Tiba di Pos 3 (Pos Pestan/Peken Setan/Pasar Setan 2.437 mdpl) Pertemuan jalur lama dan jalur baru. lanjut terus..
06.30 : Tiba di Pos 4 (Pos Pasar Watu) Rest
07.00 : Melanjutkan pergerakan
Banyak terdapat batu berserakan. Di depannya dinding batu berdiri. Jalur terbuka dengan kanan dan kiri jurang. Pendaki harus mengambil jalan kekiri sedikit menurun mengelilingi dinding batu terjal. Jangan mengambil jalan lurus dengan cara memanjat dinding terjal ini karena jalur ini buntu.
07.30 : Tiba di Watu Kotak (2.763 mdpl), Sebuah batu yang besar seperti kotak yang memiliki ceruk, terlindung dari tiupan angin dan hujan. Di tempat ini ada sedikit ruang untuk mendirikan tenda kecil. Lanjut terus..
Melewati Tanah Putih, yang berupa batuan kapur. Jalur terjal dan berbatu-batu, sebaiknya berhati-hati karena batu-batu mudah jatuh menggelinding ke bawah. Untuk menuju kawah ambil arah sebelah kanan sedangkan untuk menuju puncak lurus ke atas.
08.30 : Tiba di puncak kawah
08.45 : Tiba di Puncak Buntu, Rest ditengah kabut dan badai


09.00 : Start pergerakan turun
09.30 : Tiba di Watu Kotak
10.00 : Tiba di Pos 3
10.30 : Tiba di Pos 2, Rest
12.30 : Melanjutkan pergerakan
13.00 : Tiba di Pos 1
13.20 : Tiba di Base Camp Sumbing, Rest


[ update terakhir 8 Juli 2009 ]
1. ARGO DWIPANGGA
Tarif Eks Rp 240.000 s/d Rp 300.000
KA 9 Berangkat: 23.16 (Purwokerto) Datang: 03.54 (Jatinegara)
2. ARGO LAWU
Tarif Eks Rp 230.000 s/d Rp 280.000
KA 7 Berangkat: 11.16 (Purwokerto) Datang: 15.51 (Jatinegara)
3. BENGAWAN
Tarif Purwokerto - Jatinegara : Ekonomi - Rp. 26.000
KA 153 Berangkat: 22.00 (Purwokerto) Datang: 04.34 (Jatinegara)
4. BIMA
Tarif Eks Rp 260.000 s/d Rp 330.000
KA 33 Berangkat: 01.02 (Purwokerto) Datang: 06.08 (Jatinegara)
5. GAJAYANA
Tarif Eks Rp 280.000 s/d Rp 350.000
KA 31 Berangkat: 02.26 (Purwokerto) Datang: 07.06 (Jatinegara)
6. TAKSAKA
Tarif Eks Rp 200.000 s/d Rp 280.000
KA 41 Berangkat: 12.48 (Purwokerto) Datang: 17.43 (Jatinegara)
KA 39 Berangkat: 22.43 (Purwokerto) Datang: 04.04 (Jatinegara)
7. PROGO
Tarif Purwokerto - Jatinegara : Ekonomi - Rp. 26.000
KA 155 Berangkat: 20.17 (Purwokerto) Datang: 02.04 (Jatinegara)
8. SENJA SOLO
Tarif Purwokerto - Jatinegara : Bisnis - Rp. 110.000
KA 113 Berangkat: 21.35 (Purwokerto) Datang: 03.50 (Jatinegara)
9. GAYABARU MALAM SELATAN
Tarif Purwokerto - Jatinegara : Ekonomi - Rp. 26.000
KA 143 Berangkat: 00.25 (Purwokerto) Datang: 07.03 (Jatinegara)
10. KUTOJAYA UTARA
Tarif Purwokerto - Jatinegara : Ekonomi - Rp. 26.000
KA 161 Berangkat: 20.30 (Purwokerto) Datang: 02.39 (Jatinegara)
11. SENJA UTAMA YOGYAKARTA
Tarif Purwokerto - Jatinegara : Bisnis - Rp. 110.000
KA 117 Berangkat: 21.13 (Purwokerto) Datang: 03.32 (Jatinegara)
12. PURWOJAYA
Tarif Purwokerto - Jatinegara : Eksekutif - Rp. 150.000 Bisnis - Rp. 80.000
KA 86/83 Berangkat: 20.03 (Purwokerto) Datang: 01.18 (Jatinegara)
13. SAWUNGGALIH
Tarif Purwokerto - Jatinegara : Eksekutif - Rp. 150.000 Bisnis - Rp. 80.000
KA 119 Berangkat: 08.53 (Purwokerto) Datang: 14.03 (Jatinegara)
KA 121 Berangkat: 21.01 (Purwokerto) Datang: 02.26 (Jatinegara)
14. FAJAR YOGYAKARTA
Tarif Bisnis Rp 110.000
KA 115 Berangkat: 10.37 (Purwokerto) Datang: 16.33 (Jatinegara)





Teks oleh Apriyanti Lestari


Baca juga artikel pendakian yang lain :
1. Pendakian Gunung Karang (1.778 mdpl) - Banten
2. Pendakian Gunung Semeru (3.676 mdpl) - Malang
3. Pendakian Puncak Sejati Gn. Raung (3.344 mdpl) - Banyuwangi
4. Pendakian Gunung Kerinci (3.805 mdpl) - Jambi
5. Pendakian Gunung Leuser (3.119 mdpl) - Aceh Tenggara
6. Pendakian Gunung Agung (3.142 mdpl) - Bali
7. Pendakian Gunung Rinjani (3.726 mdpl) - Lombok
8. Pendakian Gunung Ceremai (3.078 mdpl) - Kuningan

9. Pendakian Gunung Sindoro (3.150 mdpl) - Wonosobo

Extreme Video Adventure

Senin, 18 Januari 2010

Hayyo yang mo nonton Extreme Climbing... dijamin seru abizz..

,

Everest summit day


Nyang eni juga OK.... Extreme Cave Diving


Atawa nyang ini nih... Russian extreme rafting...

Kesehatan Perjalanan

Sabtu, 16 Januari 2010

Pada dasarnya, tujuan dari kesehatan dalam perjalanan adalah untuk mencapai keadaan sesehat-sehatnya sebelum dan sesudah melakukan perjalanan.


Daya TahanTubuh

Daya tahan tubuh sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain :
a. Kebutuhan oksigen
Oksigen merupakan bahan bakar tubuh kita. Oksigen dibutuhkan oleh otot dalam melakukan setiap aktivitas berat maupun ringan. Semakin banyak oksigen yang diasup/diserap oleh tubuh menunjukkan semakin baik kinerja otot dalam bekerja sehingga zat sisa-sisa yang menyebabkan kelelahan jumlahnya akan semakin sedikit.
VO2 max diukur dalam banyaknya oksigen dalam liter per menit (l/min) atau banyaknya oksigen dalam mililiter per berat badan dalam kilogram per menit (ml/kg/min). Tentu, semakin tinggi VO2 max, seorang pendaki yang bersangkutan juga akan memiliki daya tahan dan stamina yang istimewa.
VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Pada prinsipnya untuk mendaki gunung dibutuhkan kekuatan dan daya tahan otot tertentu, serta memiliki fasilitas VO2 max yang baik. Hal ini perlu sekali untuk mengatasi tipisnya oksigen didaerah ketinggian, serta mengatasi beratnya beban yang dibawa (ransel).
Bagi seorang pendaki gunung, memiliki VO2 max yang baik adalah perlu sekali, diatas 5.000 feet, kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan mulai terganggu. Sedangkan setiap kenaikan 1.000 feet setelah 5.000 feet akan menyebabkan berkurangnya kapasitas VO2 max sebanyak 3 %. Dan hal ini perlu diperhatikan oleh pendaki gunung, karena semakin tipisnya oksigen di udara akan menyebabkan Hypoksia, sehingga pendaki akan terkena Mountain Sickness dengan salah satu ciri-cirinya adalah pusing-pusing dan muntah.
Untuk pendakian diatas 4.000 mdpl, dianjurkan untuk melakukan aklimatisasi terlebih dahulu. Karena dengan aklimatisasi diharapkan terjadi perubahan faal di dalam tubuh yang meliputi perubahan dini dan perubahan penyesuaian.

b. Kebutuhan Cairan
Dalam keadaan normal manusia tidak dapat hidup tanpa air. Beberapa penulis mengatakan manusia dapat hidup tanpa air kurang lebih selama 3 hari, tetapi ada pula yang mengatakan dalam suhu 20 – 30°C orang dapat bertahan hidup tanpa air sampai 8 hari.
Sebagai gambaran akan kebutuhan air dalam tubuh kita adalah :
- Suhu 10°C diperlukan air sebanyak 1 liter untuk 24 jam
- Suhu 20°C diperlukan air sebanyak 4 liter untuk 24 jam
- Suhu 30°C diperlukan air sebanyak 5 liter untuk 24 jam
- Suhu 40°C diperlukan air sebanyak 6 liter untuk 24 jam
Kebutuhan air bagi manusia dewasa adalah 30 - 35 ml/kg BB (Kenaikan suhu 1°C dari 37°C ditambah 10 - 15 %) Sedangkan untuk mengganti kehilangan air dari urine, keringat, paru dan feses untuk orang dewasa 1,5 – 2 ml/kg BB/jam. Jadi perkiraan kebutuhan air pada orang dewasa dengan berat badan 50 Kg adalah sekitar 3000 – 3500 ml/ 24 jam.

c. Kebutuhan Garam/ Elektrolit
Salah satu elektrolit yang penting dalam tubuh kita adalah NaCl atau garam dapur. Kebutuhan garam bagi setiap orang untuk daerah tropis adalah 15 – 25 gram per 24 jam, sedangkan untuk daerah sub tropis adalah 10 gram per 24 jamnya. Cara terbaik untuk menjaga kadar garam dalam tubuh adalah pemberian garam dalam makanan, cara ini terbukti lebih efektif dibanding mengkonsumsi minuman olah raga atau Oralit.
Sup menurut beberapa penelitian adalah sumber cairan dan elektrolit yang bagus. Beberapa sumber elektrolit antara lain :
- Tablet garam
- Minuman olah raga e.g. gatorade®, pocari sweat® ( kadar natrium 10 -25 mmol/L )
- ORALIT® (kadar natrium 60-90 mmol/L) dan hanya baik digunakan pada terapi diare.

d. Suhu Lingkungan
Tubuh manusia didesain untuk bekerja pada suhu antara 36,5 – 37°C dan lebih mudah menyesuaikan diri dengan suhu panas dari pada suhu dingin. Proses aklimatisasi dalam suhu panas biasanya berlangsung lebih cepat dan dapat diatasi dengan memakai pakaian tipis, menyerap keringat, berwarna cerah, menjaga supaya kebutuhan air dan garam seimbang dalam tubuh.
Sedangkan terhadap suhu dingin tubuh lebih sukar untuk menyesuaikan diri, karena suhu lingkungan yang rendah mengakibatkan kalori yang dibutuhkan lebih besar agar suhu tubuh tetap normal.

e. Makanan
Untuk aktivitas yang tidak berat diperlukan kalori 2000-2500 per hari. Sedangkan untuk aktivitas berat diperlukan 2500-3500 kalori/hari (penjelasan lebih lengkap lihat disini).

Penyakit Perjalanan Beserta Pencegahannya
Penyakit-penyakit umum yang kerap terjadi saat melakukan kegiatan petualangan, diantaranya :
Mountain Sickness (Penyakit Gunung)
Penyebab utamanya adalah penurunan kadar oksigen didalam darah karena berada diketinggian tertentu. Faktor yang bisa menjadi penyebabnya adalah :
- Kurangnya aklimatisasi (proses penyesuaian dua kondisi lingkungan yang berbeda).
- Pergerakan mencapai ketinggian tertentu yang terlalu cepat.
Gejala mountain sickness antara lain :
- Pusing.
- Nafas sesak.
- Tidak nafsu makan.
- Mual terkadang muntah.
- Badan terasa lemas, lesu, malas.
- Jantung berdenyut lebih cepat.
- Penderita sukar tidur.
- Muka pucat, kuku dan bibir terlihat kebiru-biruan.
Penanganannya :
- Beristirahat yang cukup, pada umumnya gejala ini akan hilang dengan sendirinya setelah beristirahat selama 24 s/d 48 jam.
- Jika kondisi tidak membaik turunkan si-penderita dari ketinggian tersebut, sekitar 500 s/d 600 meter.

Hypotermia
Hypotermia adalah suatu keadaan dimana kondisi tubuh tidak dapat menghasilkan panas disertai menurunnya suhu inti tubuh dibawah 35°C. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, diantaranya :
- Suhu yang ekstrim.
- Pakaian yang tidak cukup sehingga mengenakan pakaian basah.
- Kurangnya makanan yang mengandung kalori tinggi.
Gejala hypothermia antara lain :
- Menggigil.
- Dingin, pucat, kulit kering.
- Bingung, sikap-sikap tidak masuk akal, lesu, ada kalanya ingin berkelahi.
- Jatuh kesadaran.
- Bernapas pelan dan pendek.
- Denyut nadi yang pelan dan melemah.
Penanganannya :
- Cari perlindungan dari kondisi lingkungan yang dingin (e.g. Membuat tenda).
- Lepaskan semua pakaian yang basah.
- Selimuti korban dengan selimut atau sleeping bag kering. Atau jika ada safety blangket yang diseliputi dengan aluminium.
- Baringkan korban dan hindarkan kontak langsung dengan tanah.
- Jangan biarkan penderita tertidur yang berakibat hilang kesadarannya.
- Beri penderita makanan/minuman hangat dan mengandung hidrat arang. Jangan berikan minuman ber-alkohol.
- Evakuasi secepatnya ke rumah sakit jika kondisi tidak membaik.

Safety blangket dan Body warmer

Kelainan Panas
Suhu yang terlalu tinggi (sangat panas) dapat menyebabkan berbagai penyakit kelainan panas yang terdiri dari tiga keadaan (di-urutkan berdasarkan beratnya) :
1. Heat Cramps
Heat Cramps (Kram Karena Panas) adalah kejang otot hebat akibat keringat berlebihan, yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas.
Heat cramps disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dan garam (termasuk natrium, kalium dan magnesium) akibat keringat yang berlebihan, yang sering terjadi ketika melakukan aktivitas fisik yang berat. Jika tidak segera diatasi, Heat Cramps bisa menyebabkan Heat Exhaustion.
Gejalanya :
- Kram yang tiba-tiba mulai timbul di tangan, betis atau kaki.
- Otot menjadi keras, tegang dan sulit untuk dikendurkan, terasa sangat nyeri.
Penanganannya :
- Dengan meminum atau memakan minuman/makanan yang mengandung garam.

2. Heat Exhaustion
Heat Exhaustion (Kelelahan Karena Panas) adalah suatu keadaan yang terjadi akibat terkena/terpapar panas selama berjam-jam, dimana hilangnya banyak cairan karena berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang pingsan.
Jika tidak segera diatasi, Heat Exhaustion bisa menyebabkan Heat Stroke.
Gejalanya :
- Kelelahan.
- Kecemasan yang meningkat, serta badan basah kuyup karena berkeringat.
- Jika berdiri, penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul di dalam pembuluh darah tungkai, yang melebar akibat panas.
- Denyut jantung menjadi lambat dan lemah.
- Kulit menjadi dingin, pucat dan lembab.
- Penderita menjadi linglung/bingung terkadang pingsan.
Penanganannya :
- Istirahat didaerah yang teduh.
- Berikan minuman yang mengandung elektrolit.

3. Heat Stroke
Heat Stroke adalah suatu keadaan yang bisa berakibat fatal, yang terjadi akibat terpapar panas dalam waktu yang sangat lama, dimana penderita tidak dapat mengeluarkan keringat yang cukup untuk menurunkan suhu tubuhnya. Jika tidak segera diobati, Heat Stroke bisa menyebabkan kerusakan yang permanen atau kematian. Suhu 41° Celsius adalah sangat serius, 1 derajat diatasnya seringkali berakibat fatal.
Kerusakan permanen pada organ dalam (misalnya otak) bisa segera terjadi dan sering berakhir dengan kematian.
Gejalanya :
- Sakit kepala.
- Perasaan berputar (vertigo).
- Kulit teraba panas, tampak merah dan biasanya kering.
- Denyut jantung meningkat dan bisa mencapai 160-180 kali/menit (normal 60-100 kali/menit).
- Laju pernafasan juga biasanya meningkat, tetapi tekanan darah jarang berubah.
- Suhu tubuh meningkat sampai 40-41° Celsius, menyebabkan perasaan seperti terbakar.
- Penderita bisa mengalami disorientasi (bingung) dan bisa mengalami penurunan kesadaran atau kejang.
Penanganannya :
- Pindahkan korban dengan segera ketempat yang sejuk, buka seluruh baju luarnya.
- Bungkus korban dengan selimut yang sejuk dan basah. Usahakan agar selimut tetap basah. Dinginkan korban hingga suhunya mencapai 38° Celcius.
- Saat temperatur mencapai 38° celcius, ganti selimut basah dengan yang kering, lanjutkan perawatan pada korban secara hati-hati.



Teks oleh : Apriyanti Lestari

Baca artikel Ilmu Pendakian Gunung yang lainnya, biar pinter :
1. Kenapa Mendaki Gunung ?
2. Peralatan dan Perbekalan Perjalanan
3. Peralatan Tidur/Berkemah
4. Makanan dan Minuman Pendakian

Peralatan Tidur / Berkemah

Tidur yang berkualitas (nyaman) sangat besar manfaatnya bagi kesehatan tubuh pendaki. Untuk menjaga agar tubuh tetap hangat digunung pada saat tidur diperlukan beberapa perlengkapan, yaitu :
a. Satu set pakaian khusus tidur (baju, celana, sweater wool/polar).
b. Kaos kaki, sarung tangan, dan kupluk/balaclava.
c. Kantung tidur(Sleeping Bag).
d. Matras.
e. Tenda/ponco/fly sheet/hammock


Peralatan Penunjang Lainnya
Golok Tebas
Berguna untuk menyingkirkan rintangan yang dihadapi saat perjalanan dengan prinsip tidak merusak alam. Yang harus diperhatikan yaitu : tajam, kuat, pegangan/gagang tidak mudah lepas, ringan, harus ada sarungnya.

Senter
Berguna untuk penerangan apabila ada aktivitas dimalam hari. Pilihlah senter yang ringan, mudah digunakan, mudah perawatan, dan irit battry. Selain senter jangan lupa membawa battry dan bohlam cadangannya. Lilin juga perlu dibawa, untuk digunakan saat beristirahat dimalam hari.


Tehnik Packing
Packing adalah menyusun, memasukkan semua perlengkapan dan perbekalan yang akan dibawa dalam suatu perjalanan kedalam ransel/carrier.
Prinsip dalam tehnik packing, yaitu :
1. Masukkan semua perlengkapan dan perbekalan kedalam kantong plastik agar terhindar dari basah akibat hujan atau embun. Kelompokkan barang-barang tersebut berdasar fungsinya, dan diberi tanda agar memudahkan pencarian.
2. Letakkan barang-barang yang lebih berat dibagian atas mendekati pundak, bagi rata beban kiri - kanan agar seimbang.
3. Letakkan barang-barang yang dibutuhkan (urgent) dalam perjalanan di tempat yang mudah diambil dengan cepat.
4. Usahakan tidak ada perlengkapan diluar ransel/carrier, manfaatkan ruangan didalam ransel se-efisien mungkin.

Teks oleh Apriyanti Lestari

Baca juga Ilmu Pendakian Gunung yang lainnya :
1. Kenapa Mendaki Gunung ?
2. Peralatan dan Perbekalan Perjalanan
3. Makanan dan Minuman Pendakian

Makanan dan Minuman Pendakian

Jumlah kalori yang dibutuhkan untuk setiap perjalanan seorang pendaki gunung tergantung pada :
1. Ukuran dan berat badan seseorang.
2. Metabolisme individu.
3. Lamanya perjalanan.
4. Cuaca/suhu.
5. Jenis aktifitas yang telah direncanakan sebelumnya.

Sehubungan dengan keadaan diatas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam merencanakan perbekalan makanan/minuman yang akan dibawa :
a. Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai.
b. Terlindung dari kerusakan, tahan lama, dan mudah menanganinya.
c. Sebaiknya makanan yang siap saji atau tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan bahan bakar.
d. Ringan, dan mudah didapat.
e. Murah.


Menghitung kebutuhan Energi berdasarkan Basal Metabolic Rate.
Basal Metabolic Rate (BMR) atau laju metabolisme Basal (LMB) adalah energi minimal yang diperlukan tubuh dalam keadaan istirahat sempurna baik fisik maupun mental, berbaring tetapi tidak tidur dalam suhu ruangan 25 derajat C (Darwin, 1988:7). Secara praktis besarnya BMR seseorang dapat dihitung dengan mengalikan berat badan dengan 24 kalori (berat badan x 24 kalori). Misalnya berat badan seseorang 60 kg kebutuhan BMRnya adalah 1440 kalori, sedangkan jumlah kebutuhan kalori per hari dapat ditentukan berdasarkan kelipatan BMR sebagai berikut:

Contoh :
Seorang yang sedang mendaki gunung mempunyai berat badan 60 kg, kebutuhan kalorinya adalah :
60 kg x 24 kalori = 1.440 kalori (BMR)
125% x 1.440 (BMR) = 1.800 kalori
Total kebutuhan kalori/hari : 1.440 + 1.800 = 3.240 kalori/hari
Untuk aktifitas dialam terbuka jumlah kalori yang diperlukan seseorang berkisar 2500 s/d 3500 kalori per hari.
Kebutuhan akan kalori pendaki laki-laki dan wanita berbeda karena pada wanita jaringan lemak bawah kulitnya lebih tebal sehingga pengeluaran proses tubuh lebih kecil.
Misal :
Bagi pendaki laki-laki dengan jenis aktivitas ringan 2.400 kalori, sedang 2.600 kalori dan berat 3.000 kalori, sedangkan untuk pendaki wanita dengan jenis aktivitas ringan 2.000 kalori, sedang 2.400 kalori dan berat 2.600 kalori.

Berapakah kalori yang dihasilkan pada setiap gram zat gizi/ zat makanan ?
Tiap-tiap gram zat gizi karbohidrat menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan protein 4 kalori.
Agar zat–zat gizi tersebut dapat digunakan didalam tubuh dengan sempurna, harus diatur komposisinya sbb :
- Protein : 12%-15%
- Lemak : 20%-25%
- Karbohidrat 60%-70%

Misalkan kebutuhan energi adalah 3.500 kalori maka susunan/komposisi gizi-nya adalah sebagai berikut :


Penjelasan :
Kalori dari protein = 15% x 3.500 kalori = 525 kalori
Protein 1 gram = 4 kalori
Jumlah protein = 525 : 4 = 131.3 gram
Kalori dari lemak = 25% x 3.500 kalori = 875 kalori
Lemak 1 gram = 9 kalori
Jumlah lemak = 875 : 9 = 97.2 gram
Kalori dari karbohidrat = 60% x 3.500 kalori = 2100 kalori
Karbohidrat 1 gram = 4 kalori
Jumlah karbohidrat = 2100 : 4 = 525 gram

Nutrisi Seorang Pendaki di Alam Bebas
Nutrisi yang buruk atau pas-pasan dapat mengurangi daya tahan (endurance), membuat otot sulit recovery, dan membatasi kemampuan tubuh untuk memperbaiki sel-selnya setelah satu hari penuh kerja keras. Ujung-ujungnya akan mempengaruhi moral dan skill dari pendaki itu sendiri.
Karenanya penting sekali kita sadar akan perlunya karbohidrat, protein dan lemak serta komponen nutrisi lainnya supaya tubuh tetap fit selama pendakian.



Karbohidrat
Karbohidrat sudah pasti perlu, karena ini merupakan sumber tenaga utama, ibarat mobil, inilah bensinnya, tanpa bensin, mobil pasti tidak
akan jalan. Karbodirat ini ada dua macam:
1) Karbohidrat sederhana.
2) Karbohidrat komplek.
Bedanya, kalau karbohidrat sederhana akan cepat dimetabolis oleh tubuh, sangat cocok dikonsumsi sebelum atau setelah aktifitas dalam jumlah kecil, misalnya seperti madu, selai, permen dan buah-buahan yang manis. Sedangkan karbohidrat komplek biasanya disimpan di lever dan otot sebagai glikogen. Simpanan glikogen ini biasanya akan habis setelah 1,5 jam beraktifitas berat, seperti naik gunung atau lintas alam jarak jauh misalnya. Untuk itu perlu sekali mengganti glikogen ini dari snack sumber karbohidrat sebagai makanan antara, sepanjang hari. 50-70% dari kalori tubuh bersumber dari karbohidrat ini.
Jika kita lupa atau melewatkan asupan karbohidrat, maka tubuh akan memerlukan lebih dari 24 jam untuk me-restore cadangan glikogen dan energi untuk aktifitas pendakian keesokan harinya. Selain memastikan asupan karbohidrat mencukupi, plus komponen protein dan minum air selalu, terutama 30-60 menit setelah beraktifitas. Minum air putih perlu, usahakan tidak kurang dari 10 gelas sehari.
Contoh makanan olahan yang mengandung karbohidrat


Protein
Biasanya protein paling baik dikonsumsi tidak dalam jumlah besar, karena protein itu produk yang cepat digunakan oleh otot, khususnya memperbaiki otot yang terpakai sepanjang hari. Protein diperlukan juga untuk melawan penyakit, membangun lapisan serat pada otot yang ‘rusak’ digunakan sepanjang hari, dan menjaga agar otak tetap bisa berpikir dan memastikan aliran darah lancar. Protein lengkap bersumber dari ikan, telur dan susu, karena mengandung asam amino esensial yang lengkap. 15% kalori bersumber dari protein ini.
Contoh makanan olahan yang mengandung protein


Lemak
Lemak dibutuhkan sebagai cadangan energi diluar sumber energi selain karbohidrat. Kelemahannya adalah lemak perlu lebih banyak waktu untuk dicerna sebagai energi. Konsumsi lemak paling baik dilakukan saat makan malam, karena akan lebih mudah dicerna saat tidur malam. Untuk perjalanan jauh, lemak justru dibutuhkan, terutama memasuki daerah dingin/daerah pegunungan, lemak dalam tubuh akan memberikan rasa hangat, sehingga bisa melawan udara dingin di luar. Terlalu banyak lemak juga berbahaya, karena akan menambah berat langkah saja. Massa lemak lebih berat dari massa otot. Sehingga akan mempengaruhi kecepatan berjalan.
Contoh makanan olahan yang mengandung lemak



Serat
Serat penting, karena tubuh memerlukannya untuk membantu system pembuangan limbah dari tubuh (buang air besar) agar tidak mampet. Makanan yang berserat juga diperlukan untuk menahan rasa lapar lebih lama. Serat dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayuran.
Contoh makanan olahan yang mengandung serat



Air Minum
Minum sebagai kebutuhan cairan jangan dilupakan. Menghadapi medan jelajah seperti susur pantai yang terbuka di bawah matahari sepanjang hari pasti memerlukan air lebih banyak daripada jelajah di dalam hutan lebat. Intinya cegah diri dari dehidrasi.
Minumlah secara teratur dan sesering mungkin. Apa yang diminum, tentu saja air putih. Namun dengan berkembangnya teknologi, saat ini membanjir berbagai minuman energi yang bisa juga sekaligus mengganti energi yang terpakai.
Apakah benar minuman ini bisa mengganti energi ?
Cek selalu content/ingredient di kemasannya. Kandungan gulanya biasanya terdiri dari sukrosa, fruktosa, glukosa dan maltodextrin. Kalo konsentrasi kandungan fruktosa-nya tinggi, justru akan memperlambat hidrasi dan muncul gangguan perut.
Pilihan minuman lainnya seperti herbal tea dan coklat susu sangat direkomendasikan. Bagi penggemar kopi, perlu sedikit waspada dengan cafein yang terkandung di dalamnya, karena dapat meningkatkan output urin dan peluang terjadinya frostbite. Selain itu cafein meningkatkan heart rate dan tekanan darah. Oleh karena itu selama perjalanan perlu dibatasi satu cangkir kopi per hari.

Minuman beralkohol juga berisiko sebagai sumber dehidrasi dan dapat menurunkan selera nafsu makan. Alkohol juga lebih hebat dampaknya daripada cafein dalam soal peningkatan output urin. Rasa haus merupakan indicator tubuh mulai mengalami dehidrasi.
Minumlah dengan sedikit-sedikit guna membasahi kerongkongan, bukan dengan cara sekaligus satu botol habis. Di tempat-tempat di mana air jarang ada selama perjalanan, perhitungan kebutuhan air perlu dimasukkan dalam rencana perjalanan.



Teks oleh Apriyanti Lestari

Baca artikel Ilmu Pendakian Gunung yang lainnya, biar pinter :
1. Kenapa Mendaki Gunung ?
2. Peralatan dan Perbekalan Perjalanan
3. Peralatan Tidur/Berkemah

Kenapa Mendaki Gunung ?

Jumat, 15 Januari 2010

Mendaki gunung adalah salah satu bentuk olahraga, hanya saja dilakukan di tengah alam terbuka yang liar bahkan cenderung extrem, sebuah lingkungan yang sesungguhnya bukan habitat manusia.
Sebagai gambaran, Badan SAR Nasional mendata bahwa dari bulan Januari 1998 sampai dengan April 2001 tercatat 47 korban pendakian gunung di Indonesia yang terdiri dari 10 orang meninggal, 8 orang hilang, 29 orang selamat, 2 orang luka berat dan 1 orang luka ringan, dari seluruh pendakian yang tercatat (Badan SAR Nasional, 2001).

Data lain, sejak tahun 1969 sampai 2001, gunung Gede dan Pangrango di Jawa Barat telah memakan korban jiwa sebanyak 34 orang. Selanjutnya, dari 4000 orang yang berusaha mendaki puncak Everest sebagai puncak gunung tertinggi di dunia, hanya 400 orang yang berhasil mencapai puncak dan sekitar 100 orang meninggal. Rata-rata kecelakaan yang terjadi pada pendakian dibawah 8000 m telah tercatat sebanyak 25% pada setiap periode pendakian.
Memang, mendaki gunung memiliki unsur petualangan. Petualangan adalah sebagai satu bentuk pikiran yang mulai dengan perasaan tidak pasti mengenai hasil perjalanan dan selalu berakhir dengan perasaan puas karena suksesnya perjalanan tersebut. Perasaan yang muncul saat bertualang adalah rasa takut menghadapi bahaya secara fisik atau psikologis. Tanpa adanya rasa takut maka tidak ada petualangan karena tidak ada pula tantangan.
Resiko mendaki gunung yang tinggi, tidak menghalangi para pendaki untuk tetap melanjutan pendakian, karena para pendaki gunung memiliki kecenderungan sensation seeking [pemburuan sensasi] tinggi. Para sensation seeker menganggap dan menerima risiko sebagai nilai atau harga dari sesuatu yang didapatkan dari sensasi atau pengalaman itu sendiri. Pengalaman-pengalaman yang menyenangkan maupun kurang menyenangkan tersebut membentuk self-esteem [kebanggaan /kepercayaan diri].
Pendaki gunung legendaris asal Inggris, Sir George Leigh Mallory, kerap menjawab pendek pertanyaan mengapa ia begitu "tergila-gila" naik gunung. "Because it‘s there" ujarnya. Selain jawaban itu, masih banyak alasan mengapa seseorang mendaki gunung atau menggeluti kegiatan petualangan lainnya.
Anggota-anggota kelompok pencinta alam di Indonesia contohnya. Mereka punya alasan lebih panjang dari Mallory. "Nasionalisme tidak dapat tumbuh dari slogan atau indoktrinasi. Cinta tanah air hanya tumbuh dari melihat langsung alam dan masyarakatnya. Untuk itulah kami naik gunung".
Bagaimanapun, gunung dengan rimba liarnya, tebing terjal, udara dingin, kencangnya angin yang membuat tulang ngilu, malam yang gelap dan kabut yang pekat bukanlah habitat manusia modern. Bahaya yang dikandung alam itu akan menjadi semakin besar bila pendaki gunung tidak membekali diri dengan peralatan, kekuatan fisik, pengetahuan tentang alam, dan navigasi yang baik. Tanpa persiapan yang baik, naik gunung tidak bermakna apa-apa.

Secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya pendakian gunung, yaitu :
1. Faktor ekstern atau faktor yang berasal dari luar diri pendaki.
Cuaca, kondisi alam, gas beracun yang dikandung gunung dan sebagainya yang merupakan sifat dan bagian alam. Karena itu, bahaya yang mungkin timbul seperti angin badai, pohon tumbang, letusan gunung atau meruapnya gas beracun dikategorikan sebagai bahaya objektif (objective danger). Seringkali faktor itu berubah dengan cepat di luar dugaan manusia.
2. Faktor intern atau faktor yang berasal dari dalam diri pendaki.
Seperti kondisi fisik, pengetahuan dan persiapan. Bila pendaki tidak mempersiapkan pendakian, maka dia hanya memperbesar bahaya subyektif (subjective danger). Misalnya, bahaya kedinginan karena pendaki tidak membawa jaket tebal atau tenda untuk melawan dinginnya udara dan kencangnya angin.

Tidak bisa ditawar, mendaki gunung adalah kegiatan fisik berat. Karena itu, kebugaran fisik adalah hal mutlak. Untuk berjalan dan menarik badan dari rintangan dahan atau batu, otot tungkai dan tangan harus kuat. Untuk menahan beban ransel, otot bahu harus kuat. Daya tahan (endurance) amat diperlukan karena dibutuhkan perjalanan berjam-jam hingga hitungan hari untuk bisa tiba di puncak. Bila tidak biasa berolahraga, calon pendaki sebaiknya melakukan jogging dua atau tiga kali seminggu, dilakukan dua hingga tiga minggu sebelum pendakian. Mulailah jogging tanpa memaksa diri, misalnya cukup 30 menit dengan lari-lari santai.
Tingkatkan waktu dan kecepatan jogging secara bertahap pada kesempatan berikutnya. Bila kegiatan itu terasa membosankan, dapat diselingi dengan berenang. Dua olahraga itu sangat bermanfaat meningkatkan endurance dan kapasitas maksimum paru-paru menyedot oksigen (Volume O2 maximum/VO2 max). Latihan push up, sit up, pull up sebaiknya juga dilakukan untuk memperkuat otot-otot.
Mendaki gunung yang baik dengan melangkah perlahan dalam langkah-langkah kecil dan dalam irama tetap. Dengan berjalan seperti itu, pendaki dapat mengatur napas, dan menggunakan tenaga se-efisien mungkin.

Perencanaan Perjalanan
Buatlah jadwal rencana kegiatan sehingga waktu yang tersedia digunakan se-efektif mungkin dalam bergiat di alam. Jadwal itu memungkinkan pendaki menghitung berapa banyak makanan, pakaian, peralatan harus dibawa, dan dana yang harus disiapkan.
Jadwal itu antara lain mencakup keberangkatan, jadwal dan rute pendakian, kapan tiba di puncak, jadwal dan rute pulang, dan seterusnya. Jadwal pendakian perhari dapat lebih dirinci dengan berapa jam jatah pendakian, pukul berapa dimulai dan kapan berhenti serta seterusnya.

Tahapan Perencanaan Perjalanan
Adapun tahap - tahap perencanaan perjalanan adalah sebagai berikut :
1. Pembekalan kemampuan memilih, mengatur, serta menggunakan peralatan, perlengkapan dan perbekalan selama perjalanan seperti kemampuan teknis menggunakan peta dan kompas, kemampuan membuat bivak, membuat api, dsb.
2. Pembekalan kemampuan fisik yang prima. Untuk itu diperlukan latihan fisik yang bisa menjaga dan meningkatkan kebugaran.
3. Pembekalan mental sehingga siap untuk menghadapi tantangan dan kegiatan berat dialam. Kekuatan mental ini hanya dapat ditumbuhkan dari dalam diri sendiri.
4. Pembekalan pemahaman yang baik terhadap kondisi alam yang akan dihadapi. Mencakup bagaimana memilih waktu berkegiatan yang tepat disesuaikan dengan kondisi alam dan lingkungan.


Faktor perencanaan perjalanan
Faktor-faktor perencanaan perjalanan meliputi :
1. Faktor Alam
Mencakup pemahaman mengenai lokasi tujuan, medan yang akan ditempuh, iklim di daerah yang akan dituju, dan hal lain yang berkaitan dengan lingkungan. Pengantisipasian hal ini adalah dengan melakukan studi literatur yang baik, analisis peta, pengumpulan informasi dari pemerintah setempat.
2. Faktor Peserta
Merupakan hal yang berhubungan dengan personil peserta perjalanan, mencakup pemilihan personil, leader, hierarki, diskripsi kerja dan tanggung jawab masing-masing, serta kemampuan setiap peserta perjalanan.
3. Faktor Penyelenggaraan
Mencakup faktor teknis, non teknis, serta semi teknis.
- Faktor teknis
Berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan. Beberapa hal yang termasuk didalamnya yaitu penyiapan kemampuan personil, skenario dan sistem operasi, sistem pendokumentasian, serta hal yang berkaitan dengan masalah safety.
- Faktor non teknis
Daya dukung operasi yang tidak berhubungan dengan tingkat kesulitan medan. Mencakup masalah administrasi organisasi dan pendukung operasi global.
- Faktor semi teknis
Faktor ini hanya terdapat dalam ekspedisi-ekspedisi besar dan kompleks. Berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan tapi bersifat non teknis. Misalnya masalah komunikasi, base camp team, advance-team, take in & out team, dan rescue team.



Teks oleh : Apriyanti Lestari

Baca artikel Ilmu Pendakian Gunung yang lainnya, biar pinter :
1. Peralatan dan Perbekalan Perjalanan
2. Peralatan Tidur/Berkemah
3. Makanan dan Minuman Pendakian

Peralatan dan Perbekalan Perjalanan

Peralatan dan Perbekalan Perjalanan
Selain harus memiliki ketrampilan dan pengetahuan tentang hidup di alam bebas, untuk menjamin kenyamanan dan keamanan kita dalam melakukan kegiatan ini diperlukan pula peralatan dan perbekalan yang baik. Karena tujuan dari setiap perjalanan adalah dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat maka kita tidak boleh membiarkan ada peluang sedikitpun bagi bahaya yang akan timbul.
Secara umum peralatan dapat kita bagi menjadi :
1. Peralatan dasar, yaitu peralatan yang selalu kita perlukan setiap saat seperti : peralatan pergerakan, peralatan memasak, makan/minum, peralatan MCK, peralatan tidur/berkemah dan peralatan penunjang lainnya.
2. Peralatan khusus, yaitu peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan medan perjalanan atau tujuan perjalanan apakah untuk penelitian, dokumentasi, pemanjatan tebing, penyusuran sungai dan sebagainya.
3. Peralatan tambahan, yang bisa dibawa atau tidak dan lebih kepada hal-hal kenyamanan.
Yang akan dibahas disini hanyalah peralatan dasar untuk medan gunung hutan.

Peralatan Dasar
Peralatan Pergerakan
Sepatu
Untuk pendakian gunung dan hutan di Indonesia ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih sepatu yaitu :
a. Terbuat dari bahan yang kuat (misal : kulit atau kulit sintetis) namun tidak menyakiti kaki pemakainya. Banyak produksi sepatu sekarang lebih memilih menggunakan bahan sepatu bermembran antiair tapi tetap dapat bernapas, seperti bahan Sympatex atau Gore-Tex. Karena bahan jenis tersebut menjamin tidak akan masuknya berbagai jenis cairan dan menjamin tercukupinya syarat bahan sepatu yang baik.
b. Memiliki tumit, untuk menahan laju badan ketika menuruni lereng-lereng gunung.
c. Mempunyai leher yang cukup tinggi sampai mata kaki untuk mencegah bahaya terkilir dan memperkokoh pergelangan kaki.
d. Ukuran sepatu satu nomor lebih besar dari ukuran sesungguhnya, ini berfungsi agar jari-jari kaki tidak terdorong kedepan dan tertekuk.
e. Bentuk sol bawah dapat menggigit ke segala arah (mempunyai ’kembang’ yang besar dengan ceruk yang tajam) agar pemakainya tidak mudah tergelincir. Jenis sepatu yang baik sekarang biasanya menggunakan tiga jenis lapisan sol. Sol terluar (outer sole), paling bagus terbuat dari bahan karet campuran. Karena dapat mengurangi risiko terpeleset bila sedang melakukan aktivitas di alam bebas. Cobalah lihat sol bagian terluar tersebut, yang baik biasanya memiliki pola tapak bergerigi dan pada tumit terdapat pola setengah bulat sehingga dapat menggigit tanah. Dua lapisan sol yang lain adalah sol tengah (mid sole) dan sol terdalam (in sole). Sol tengah biasanya terbuat dari plastik atau lapisan nilon yang biasanya berjenis sangat tipis. Sementara kaku tidaknya lapisan tersebut tergantung dari dan untuk apa sepatu ini dibuat. Lapisan sol tengah yang kaku dibuat untuk pendakian gunung salju, sedangkan lapisan sol tengah yang semi kaku digunakan pada sepatu yang diperuntukan untuk trekking sampai dengan scrambling. Sol bagian terdalam sepatu biasanya diambil dari bahan busa empuk. Tapi kebanyakan sepatu sekarang tidak didesain untuk mengoptimalkan fungsi ‘in sole’ tersebut. Fungsi sol terdalam yang mendukung kenyamanan dan kualitas peredaman terhadap kejutan sangat kecil.
f. Adanya sirkulasi udara, hal ini diperlukan bila sipendaki memakai kaos kaki dari wol, ketika melangkah udara didalam kaos kaki tsb akan keluar. Sepatu lapangan ABRI cukup baik dengan beberapa modifikasi seperti menambah busa lunak di bagian tepi leher sepatu, memberi lubang dibagian sampingnya untuk ventilasi udara dan mengeluarkan air yang terperangkap didalamnya serta diberi alas tambahan sehingga lebih lunak.
g. Nyaman dipakai, karena itu pakailah sepatu yang telah dikenal oleh kaki anda/bukan pinjaman.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
- Untuk mencegah lecet, mungkin kita perlu memberi plester pada bagian-bagian kaki yang bergesekan dengan sepatu.
- Jagalah kebersihan kaki dan kaus kaki dengan mengusahakan agar kita selalu memakai kaus kaki yang kering.
- Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrim (dibawah sinar matahari langsung atau didekat api) karena akan mengakibatkan sepatu menjadi kaku dan kulit sepatu pecah-pecah.
- Rajin-rajinlah menyemir sepatu (dengan minyak khusus) agar kulit sepatu anda selalu dalam keadaan lembut sehingga nyaman dipakai.
- Sewaktu sepatu tidak digunakan jangan biarkan kaos kaki berada didalamnya, sebab kaos kaki yang kotor dan lembab menyebabkan ruangan di dalam sepatu tidak sehat.

Perlengkapan lain yang kerap dipakai untuk melindungi kaki yaitu :
a. Kaos Kaki
Kaos kaki berguna untuk melindungi kulit kaki dari gesekan langsung dengan sepatu dan menjaga agar kaki selalu dalam keadaan hangat. Kaos kaki yang baik akan dapat menjaga kaki kita dapat bernafas. Kaos kaki yang terbuat dari katun atau wool akan sangat baik untuk memenuhi syarat-syarat di atas. Ketebalan kaos kaki yang akan kita gunakan tentunya disesuaikan dengan medan yang akan dilalui, demikian pula panjangnya kaos kaki.
Akan sangat berguna bila kita membawa lebih dari satu pasang kaos kaki karena bila melakukan perjalanan dengan kaos kaki yang basah maka kaki akan mudah lecet. Untuk lebih nyaman, gunakan dua lapis kaos kaki. Bagian dalam kita gunakan kaos kaki yang terbuat dari bahan katun yang lembut dan bagian luarnya kaos kaki yang lebih tebal (wol).
b. Gaiter
Gaiter terbuat dari bahan kedap air. Pada gunung-gunung tak bersalju gaiter berguna untuk mencegah agar batu-batu kerikil atau pasir tidak menyusup kedalam sepatu, juga berguna untuk menutup celah antara sepatu dengan ujung celana terhadap tiupan angin dingin.


Ransel / Carrier
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih ransel, yaitu :
a. Ringan
Ransel sedapat mungkin tidak merupakan beban tambahan yang berlebihan, terbuat dari bahan kedap air misal : cordura, nylon ripstop, taslan dll.
b. Kuat
Harus mampu membawa beban dengan aman, berdaya tahan tinggi dan jahitannya tidak mudah lepas.
c. Nyaman
Ransel yang baik adalah yang nyaman dipakai, walaupun membawa beban berat. Kenyamanan ransel dapat diberikan dengan pemberian bahan yang cukup lunak dan lembut dibagian yang bersentuhan dengan punggung, sabuk ransel dan tali penyandang yang dapat diatur sesuai kebutuhan. Ukuran ransel harus sesuai dengan kebutuhan dan ukuran tubuh pemakainya.

Perlengkapan pendukung lainnya, yaitu :
- Cover Bag
Berfungsi untuk melindungi carrier dari terpaan air hujan dan kotor, terbuat dari bahan kedap air. Ukuran cover bag harus disesuaikan dengan ukuran carrier.

- Plastik Sampah
Berfungsi untuk melindungi barang di dalam carrier agar tetap kering.

Komponen-komponen terpenting pada sebuah ransel, diantaranya :


Pakaian
Dapat di perinci menjadi :
a. Celana Lapangan
Karena kegiatan berjalan adalah kegiatan utama dalam melakukan perjalanan di medan gunung hutan maka celana lapangan yang baik harus dapat menjamin bahwa gerakan yang dilakukan tidak menyiksa diri kita.
Celana lapangan yang baik mempunyai syarat sbb :
- Terbuat dari bahan katun yang lembut namun kuat. Celana yang terbuat dari bahan jeans sangat tidak dianjurkan karena bila basah akan menjadi sangat berat dan tidak mudah kering. Sedangkan celana yang terbuat dari katun selain menyerap keringat juga mudah kering.
- Desain celana memberikan ruang gerak yang leluasa bagi kaki kita. Hal ini dapat diperoleh dengan memberi lipatan pada bagian lutut dan ukuran pipa celana yang tidak terlalu sempit. Bagian pantat celana terdiri dari dua lapis karena bagian ini paling mudah sobek. Jahitan celana juga harus kuat.
- Celana yang baik mempunyai saku yang cukup. Bila tidak ada sakunya maka tidak akan berguna namun bila terlalu banyak saku akan sangat mengganggu. Saku celana sebaiknya mempunyai penutup agar isi di dalamnya tidak mudah keluar.


Sebagai perlengkapan pendukung yaitu : Ikat Pinggang / Gesper. Kegunaan ikat pinggang selain agar celana tidak melorot juga untuk menaruh benda-benda yang kita butuhkan dengan cepat seperti pisau pinggang, golok tebas air minum atau peralatan P3K.
Dengan demikian ikat pinggang yang kita gunakan harus terbuat dari bahan yang kuat seperti kulit atau bahan lain yang kuat. Perhatikan bagian kepala ikat pinggang terutama jahitan antara ikat pinggang dengan tali ikat pinggang, bagian ini biasanya yang paling rentan terhadap kelapukan.

b. Baju Lapangan
Prinsip baju lapangan sama dengan celana lapangan yaitu terbuat dari bahan yang nyaman dipakai, menyerap keringat, mudah kering namun cukup kuat. Sebaiknya baju lapangan yang digunakan berlengan panjang karena akan berguna untuk melindungi dari sengatan matahari, duri tanaman, atau udara dingin.
Jangan pernah membiarkan diri anda memakai pakaian basah karena hal ini akan sangat membahayakan. Bawalah pakaian ganti/cadangan yang cukup.

c. Jaket
Setiap pendaki gunung membutuhkan jaket untuk penahan angin dan hawa dingin, selain sweater wool dan polar ada dua jaket penahan dingin model lain yaitu :
1. Parka
Jaket yang panjangnya sampai menutupi paha, jaket jenis ini dilengkapi pula dengan penutup kepala terbuat dari bahan katun atau nilon.
2. Anorak
Berbeda dengan parka, jaket jenis anorak tidak dapat dibuka dari depan. Didepan dada atau perut anorak dilengkapi dengan sebuah kantong yang besar.

Jaket sebaiknya memiliki dua lapisan (double layer) lapisan dalam biasanya berbahan penghangat dan menyerap keringat seperti wool atau polartex, sedang lapisan luar berfungsi menahan air dan dingin. Kini teknologi tekstil sudah mampu memproduksi Gore-Tex bahan jaket yang nyaman dipakai, saat mendaki bahan ini memungkinkan kulit tetap bernafas, tidak gerah mengeluarkan keringat mampu menahan angin (wind breaking) dan resapan air hujan (water proff) sayang, bahan ini masih mahal.

d. Jas Hujan (Rain Cout)
Tips memilih jas hujan (Rain Cout) :
1. Stelan baju dan celana, terbuat dari bahan kedap air (Gore-Tex, Sestine, Biwaey, Taslan, Nylon Taffeta, PVC polyster).
2. Sambungan jahitan dilapisi dengan sealling tape sehingga jahitan tidak rembes air.
3. Saku dada memakai velcro tape sehingga alat-alat elektronik (handphone, GPS) terlindungi dari air hujan.
4. Lapisan dalam diberi mess/puring sehingga tidak lengket dibadan (bagian dalam memakai removable mesh sehingga enak dipakai dan nyaman).
5. Manset tangan memakai karet elastis sehingga air / angin tidak masuk kebagian tangan.
6. Dilengkapi dengan topi/tudung kepala.

Ada beberapa tips untuk merawat jas hujan agar tetap awet, yaitu :
- Jas hujan jangan pernah dicuci menggunakan deterjen, cukup dicuci dengan air bersih saja dicampur dengan pengharum. Untuk bahan Gore-Tex dapat menggunakan shampo khusus Gore-Tex.
- Jemur di tempat yang tidak langsung kena panas matahari dan jangan dijemur terlalu lama agar warna tidak cepat pudar dan kekuatan bahan dan jahitannya bisa tahan lama.
- Jas hujan yang berbahan karet jangan pernah disetrika.

e. Sarung Tangan
Kegunaan sarung tangan disini adalah untuk melindungi tangan saat menyibak semak duri atau saat menggunakan golok tebas. Karena itu sarung tangan sebaiknya terbuat dari kulit yang pas dengan ukuran tangan namun tidak terlalu kaku agar tidak mengganggu gerakan tangan kita.

f. Topi Lapangan / Topi Rimba
Topi lapangan berguna untuk melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat ranting/duri tumbuhan, melindungi dari curahan hujan ataupun panas matahari terutama kepala bagian belakang. Topi yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat, biasanya katun, dan akan sangat baik bila diberi lubang ventilasi udara dan ada tali pengait untuk kebawah dagu.
Selain itu Balaclava / Kupluk, merupakan jenis topi yang sangat baik pada daerah dingin, sebab didaerah dingin permasalahan utamanya yaitu bagaimana mempertahankan organ penting dalam tubuh yaitu hati dan otak agar darah tetap mengalir ke kedua organ penting tsb.

Tempat air minum
Kegunaan tempat air minum yang dimaksud disini adalah untuk pergerakan. Saat ini banyak sekali bentuk tempat air minum yang beredar dipasaran/toko outdoor. Yang harus diperhatikan adalah, wadah air sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan dan mempunyai penutup yang rapat.
Contoh tempat air minum


Peralatan Memasak, Makan & Minum
a. Kompor + Bahan Bakar
Dengan kriteria : ringkas, ringan, mudah dipergunakan serta aman bagi pengguna. Sebenarnya banyak sekali pilihan kompor lapangan dengan bermacam – macam bahan bakar yang dapat di gunakan, namun pemilihan kompor lapangan sekali lagi tergantung dari kebutuhan pemakaian di lapangan. Dibawah ini adalah beberapa contoh kompor lapangan dan bahan bakarnya yang sering di pergunakan didalam pendakian.
Kompor bahan bakar padat (paraffin)
Jenis kompor ini memiliki bentuk yang ringkas dan tidak memakan tempat di ransel. Daya bakar yang dihasilkan paraffin cukup untuk memasak makanan dengan baik. Kekurangannya :
- Hasil pembakaran paraffin biasanya meninggalkan bekas noda hitam dan lengket pada alat masak yang di pergunakan.
- Bau kurang enak yang keluar dari paraffin ikut masuk dalam aroma masakan sehingga mengurangi cita rasa dari masakan yang di persiapkan.
- Saat memasak memerlukan tempat yang terlindung dari terpaan angin kencang.
Selain kompor bahan bakar padat (paraffin) type kotak, ada lagi kompor bahan bakar padat (paraffin) jenis Military Gel (kompor tentara).


Kompor bahan bakar gas
Beberapa keuntungan jika memilih kompor jenis ini sebagai kompor lapangan adalah banyak varian yang beredar di pasaran sehingga pilihan model kompor jenis ini semakin banyak pula, kompor ini menghasilkan panas yang tinggi, ringkas untuk di kemas, biasanya memilki nyala api yang lebih bagus di banding kompor lain, mudah dioperasikan, lebih cepat untuk memasak, tidak perlu membutuhkan perawatan khusus, menghasilkan pembakaran yang bersih, tidak berisik, serta tidak menimbulkan bau busuk.
Kekurangannya :
- Tidak dapat bekerja dengan sempurna di temperatur rendah.
- Saat memasak memerlukan tempat yang terlindung dari terpaan angin kencang.
- Jika terlampau panas, tabung gas bisa meledak.


Kompor bahan bakar spirtus / alcohol

Tidak berisik, bahan bakarnya tidak mengotori dan tidak berbau. Bahan bakar mudah di dapat. Tidak membutuhkan perawatan dan penanganan khusus.
Kekurangannya :
- Bahan bakar mudah habis tertiup angin.
- Jika lubang-lubang kompor kotor, sering menghasilkan uap pembakaran yang pedih dimata.


Kompor bahan bakar bensin / minyak tanah

kompor lapangan dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah ini pada umumnya masih dapat bekerja dengan baik di tempat yang tinggi dan di temperature rendah, memiliki tingkat panas yang tinggi sehingga memudahkan dan mempercepat dalam memasak, selain itu minyak tanah cenderung mudah di dapatkan dan murah.
Kompor jenis ini dapat dipergunakan untuk melakukan pendakian di gunung es dengan suhu yang ekstrim seperti di Alaska, Antartika, Himalaya, musim dingin di Eropa Utara.
Kekurangannya :
- Bunyi berisik yang di hasilkan oleh kompor lapangan.
- Hasil pembakaran bahan bakarnya menghasilkan asap yang menyebabkan mata pedih.
- Hasil pembakaran meninggalkan bekas noda hitam dan lengket pada alat masak yang di pergunakan.


b. Nesting / Panci Set

Nesting adalah panci set yang biasa dipakai tentara, terdiri dari dua buah panci dan satu piring yang dapat pula dipakai untuk menggoreng. Ada dua macam bentuk nesting yaitu kotak dan bulat. Kini selain panci jenis tersebut telah banyak beredar produk panci yang lebih komplit dan efisien misal produk Trangia, panci sekaligus penggorengan, ketel dan kompor dalam satu paket.


c. Lap / Kertas Pembersih

Tissue/napkins sangat berguna sebagai perlengkapan tambahan untuk membersihkan peralatan masak, makan dan minum yang sudah terpakai, terlebih di pendakian gunung yang minim air.


d. Jerigen Air (Container Water)

Yang harus diperhatikan adalah, wadah air sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan dan mempunyai penutup yang rapat.

e. Korek Api
Karena cuaca digunung dingin dan lembab, pemantik api atau korek api harus selalu di jaga agar tetap dalam keadaan kering. Caranya, untuk korek api dengan bahan bakar minyak atau gas kita bungkus dengan kantung plastik agar batu pemantik tidak lembab atau basah terkena air. Sedangkan untuk korek api batang, kita dapat memindahkan / menukar wadah korek dengan tabung film yang kedap air.

Wind & Waterproof Matches: korek api untuk sang petualang
Korek api ini akan selalu bisa dinyalakan walaupun dalam keadaaan basah dan juga tahan terhadap tiupan angin kencang. Dan tempat penyimpanannya sendiri dibuat dengan bahan anti air.
Korek api ini bisa bertahan selama 12 detik dan bahkan masih tetap akan menyala walaupun jatuh ke dalam air.
Harganya US$ 14.00 (th 2009) yang terdiri dari 2 tabung yang masing-masing tabung berisi 25 batang korek api.

Korek api gas tahan angin
Cocok dibawa untuk ber-petualang di alam bebas. Bahkan bila anda sedang berada dilaut atau di puncak gunung dan berangin kencang sekalipun, korek gas ini tetap menjamin api tetap bisa menyala. Korek api zippo yg termahal-pun belum tentu bisa menandinginya.

f. Piring, Gelas, Sendok dan Garpu
Dengan kriteria : bisa multi fungsi, ringan, anti pecah.
Untuk cup/gelas model sierra cup adalah pilihan yang baik sekali, karena selain bisa digunakan sebagai tempat minum kita juga bisa menggunakannya sebagai wadah untuk membuat eeg scramble atau jenis masakan simple lainnya, serta juga bisa dipakai untuk menghangatkan jagung manis dan lainya tergantung improvisasi.


Teks oleh : Apriyanti Lestari


Baca artikel Ilmu Pendakian Gunung yang lainnya, biar pinter :
1. Kenapa Mendaki Gunung ?
2. Peralatan Tidur/Berkemah
3. Makanan dan Minuman Pendakian